Definisi Gadab Dan Akibat Orang Pemarah

07.09
Sahabat admin yang di muliyakan Allah, Gadab adalah marah. Seperti ananiyyah, gadab merupakan tabiat wajar manusia selaku makhluk yang dikaruniai perasaan. Dalam keadaan tertentu marah merupakan keharusan. Misal saat Allah Swt. dan rasul-Nya dihina oleh seseorang. Akan menjadi aneh jika seorang muslim tidak marah saat Allah Swt. dihina di hadapannya.

Marah juga dipandang wajar saat seseorang mendapat perlakuan yang keterlaluan. Dalam keadaan ini ia berhak marah. Akan tetapi ada kalanya kemarahan itu demikian besar hingga melampaui batas. Marah seperti ini dapat berubah menjadi tidak terkendali. Marah seperti inilah yang menjadi bahasan kita saat ini.Menyadari bahwa diri kita hanyalah manusia yang memiliki kekurangan akan mengingatkan kita dari bersikap ananiyyah.

Contoh Sikap Marah yang Berlebihan Sikap marah yang berlebihan dapat kita saksikan dalam beragam ekspresinya. Beberapa contoh ekspresi sikap marah yang berlebihan adalah sebagai berikut.

Bertindak kasar. Orang yang  marah berlebihan cenderung melampiaskan marahnya dengan berlaku kasar, seperti memukul, menendang, menghajar, hingga membunuh.

Berkata-kata kasar. Selain bertindak kasar orang yang sedang marah dapat melampiaskan kemarahannya dengan ucapan kasar. Misal, mengumpat, menyumpah, menghardik, atau meludah.

Memutuskan hubungan. Memutuskan hubungan dengan orang yang ia marahi merupakan bentuk marah yang berlebihan.  Saat kemarahan merasuk hati, ia tidak mau lagi bertemu, berhubungan, menerima telepon, atau menerima kunjungan orang yang ia marahi.

Tidak peduli. Kemarahan yang sangat membuat seseorang berusaha menjauhkan hal-hal yang berhubungan dengan orang yang ia marahi dari dirinya. Hal ini membuat ia tidak peduli dengan orang yang ia marahi.

Akibat Marah yang Berlebihan Setiap yang berlebihan akan membawa dampak yang  tidak baik. Demikian pula kemarahan yang  berlebihan. Beberapa akibat yang dapat munculk akibat kemarahan yang berlebihan antara lain sebagai berikut.

Pertama, dijauhi orang lain. Orang yang sering marah berlebihan akan ditinggalkan teman-temannya. Bisa jadi karena takut berbuat kesalahan yang berbuntut dipukuli. Bisa juga karena tidak suka dengan kebiasaan marah tersebut. Hal ini telah disinyalir oleh Allah Swt. saat berfirman kepada Rasulullah Muhammad saw. dalam Surah Ali Imran [3] ayat 159.

fabimarah matim minallahi linta lahum walau kunta fadhzan galiz alqalbi lanfad dumin haulika fa'fu'anhum wastagfir lahum wa syawirhum filamri

Artinya: Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Marah adalah tabiat manusia. Marah yang berlebihanlah yang dilarang oleh agama.

Kedua, Kehilangan kesempatan. Saat orang lain menjauhi, kesempatan yang datang bersama mereka pun ikut pergi. Kesempatan kerja, bisnis, informasi, atau silaturahmi pun hilang seiring menjauhnya teman-teman dari sisi. Demikian pula saat orang yang marah memutuskan hubungan dengan orang lain. Ia dapat kehilangan kesempatan yang ada pada orang tersebut.

Ketiga, diabaikan orang lain. Orang yang mudah marah, kemarahannya akan dipandang biasa oleh orang lain. Kemarahan itu tidak lagi memiliki wibawa. Dengan demikian, saat ia marah, kemarahannya tersebut tidak dipedulikan orang lain. Akibat seperti ini tentu bukanlah sesuatu yang pantas diharapkan. Tidak ada seorang pun ingin dijauhi orang lain. Demikian pula tidak ingin kehilangan kesempatan atau diabaikan orang lain. Oleh karena itulah sebagai muslim yang baik, kita harus berusaha mengendalikan diri saat marah. Bukankah Rasulullah saw. menyatakan bahwa orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya saat marah.

An Abi Hurairata rad iyallahu‘anhu anna Rasulullahi sallallahu ‘alaihi wa sallama qala: Laisasysyadidu bissur‘ati innamasysyadi dullazi yamliku nafsahu‘indalgadabi

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: ”Bukanlah orang kuat itu orang yang kuat dalam bergulat. Orang kuat yang sebenarnya adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya. (H.R. Muttafaq alaihi)

Untuk dapat menghindari sikap pemarah yang berlebihan, kita harus memahami sebab marah itu terlebih dahulu.

Itulah Definisi Gadab Dan Akibat Orang  Pemarah, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua dan mudah-mudahan Allah selalu memberi Petunjuk dan RidhaNya kepada kita semua amin…

Artikel Terkait

Previous
Next Post »