Sahabat admin yang di muliyakan Allah, Kemarahan dapat timbul dari banyak sekali sebab. Akan tetapi sikap marah yang berlebihan biasanya muncul dari keadaan diri seseorang. Terdapat dua pola ketidaksiapan dalam menyikapi masalah.
Ketidaksiapan temporer
Artinya, ketidaksiapan yang sementara. Dalam keadaan ini, sebenarnya seseorang mampu menghadapi masalah. Akan tetapi karena sedang berada dalam keadaan yang tidak nyaman, kontrol diri itu terhambat dan berubah menjadi kemarahan. Misal, saat seseorang sedang bersedih, menghadapi masalah yang pelik, sibuk, atau suntuk, masalah kecil saja dapat membuat kemarahan meledak dalam dirinya. Sikap marah yang berlebihan membuat kita tidak dihargai dan dijauhi orang lain.
Ketidaksiapan permanen
Artinya ia tidak siap menghadapi masalah karena keadaan jiwa yang tidak stabil. Orang seperti ini memang tidak dapat mengendalikan dirinya. Ia sangat mudah marah dan jika telah marah dapat berlebihan dan berlarut. Dalam kedua pola tersebut, terdapat perbedaan mendasar. Kemarahan pada pola pertama dapat terjadi pada siapapun manusia pada umumnya. Adapun kemarahan pola kedua hanya terjadi pada orang-orang tertentu yang mengidap masalah kejiwaan dalam dirinya. Penanganannya pun sangat berbeda.
Menyikapi Kemarahan yang Berlebihan Menyikapi kemarahan yang muncul dalam hati adalah tugas setiap orang yang tergoda marah. Pada dasarnya marah adalah pekerjaan hati. Dengan demikian, dalam meyikapi marah, hati menjadi perhatian utama. Oleh karena itu, cara utama untuk menyikapi kemarahan adalah dengan menahannya dalam hati.
EmoticonEmoticon